Selasa, 16 Februari 2016

Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru adalah seorang pembimbing dan dalam hal ini siswa yang akan berperan aktif dalam pembelajaran.
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah evaluasi pembelajaran. Karena kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan seorang guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan yang berpedoman pada penilaian dan pengukuran yang bertahap. Tugas guru dalam melakukan evaluasi adalah membantu siswa dalam mencapai tujuan umum dari pendidikan yang telah ditetapkan. Agar tercapai tujuan pendidikan yang dimaksud. Seorang guru perlu bertindak secara aktif dalam membantu setiap langkah dalam proses pembelajaran.
Pemaparan ini menurut kami sangat penting terutama bagi kita yang benar-benar ingin menjadi seorang guru. Sebelum mengenal lebih jauh tentang evaluasi pembelajaran, alangkah lebih baiknya kita mengetahui tentang definisi evaluasi pembelajaran, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran. Nah disini kami akan mencoba menyusun makalah yang berisikan definisi evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran agar bisa membantu dalam memahami tugas kita sebagai calon guru.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran?
2.      Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
3.      Apa saja fungsi evaluasi pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Dapat memahami definisi evaluasi pembelajaran.
2.      Dapat mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.
3.      Dapat mengetahui fungsi evaluasi pembelajaran.





























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Evaluasi Pembelajaran
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang berarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran, (siputro, 2012)
Definisi evaluasi menurut pendapat Bloom et. al (1971) yang dikutip dalam buku H. Daryanto “evaluasi, sebagimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyatannya terjadi perubahan dalam pribadi siswa”.
Stufflebeam et. al (1971) yang dikutip dalam buku H. Daryanto “Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk nilai alternatif keputusan”.
Dari berapa pendapat diatas mengenai evaluasi dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur atau bertahap dan berkesimbungan untuk mengumpulkan beberapa data atau informasi untuk menilai suatu keputusan apakah terjadi perubahan pada diri peserta didik atau tidak.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak menyadari bahwa dalam aktifitas yang ia lakukan adalah sebuah evaluasi. Misalnya, ketika seseorang pergi ke pasar dan ingin membeli sebuah jeruk. Ia akan memilih dahulu jeruk mana yang paling baik sesuai ukurannya jeruk yang besar, berwarna kuning dan kulit yang halus. Lalu jeruk itu dibandingkan antara jeruk yang dipilihnya dengan jeruk yang lainnya. Karena menurut pengalamannya jeruk yang mempunyai ukuran kecil, warna hijau dan kulitnya kasar, biasanya rasanya masam. Berdasarkan pertimbangan yang ia lakukan, ia akan memilih jeruk yang besar, berwarna kuning dan kulitnya halus. Biasanya jeruk dengan keadaan seperti itu rasanya akan manis.
Maka dapat disimpulkan bahwa sebelum mengambil suatu keputusan atau menentukan pilihan harus ada perbandingan yang diamati antara barang satu dengan yang lainnya yang disebut sebagai pengukuran. Lalu mengambil suatu keputusan barang mana yang akan diambil atau dibeli sesuai dengan ukuran baik atau buruk yang disebut sebagai penilain. Selanjutnya dengan hasil pengukuran dan penilaian diatas dilakukan sebuah evaluasi berupa apakah benar jeruk yang berukuran besar, berwarna kuning dan berkulit halus itu rasanya manis atau tidak. Jika tidak maka jeruk yang seperti itu tidak semuanya manis, mungkin ada trik tertentu lagi untuk menentukan jeruk yang manis atau masam. Misalnya dari segi aroma (bau) jeruk tersebut.
Dari pembahasan tersebut maka kita mengenal adanya pengukuran, penilaian dan evaluasi. Dimana kita tidak  bisa mengadakan penilaian jika tidak didahului dengan sebuah pengukuran. Evaluasi dilakukan meliputi kedua langkah tersebut yaitu pengukuran dan penilaian.
Di sekolah kita sering mendengar bahwa guru sering memberikan tugas harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan lain-lain. Hal tersebut sebenarnya adalah merujuk pada sebuah kegiatan evaluasi dalam pembelajaran.
1.    Tes
Tes adalah sutu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian fungsi tes adalah sebagai alat ukur. Dalam tes prestasi belajar, aspek perilaku yang hendak diukur adalah tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, (Arifin, 2014). Untuk itu, tes merupakan seperangkat pertanyaan atau suatu tugas yang diberikan kepada siswa dan dirancang secara khusus untuk mengetahui potensi, kemampuan dan ketrampilan peserta didik sehingga menghasilkan data atau skor. Hasil pengumpulan informasi ini yang akan megetahui tentang kondisi prestasi belajar siswa.
2.    Pengukuran
Pengukuran adalah pemberian angka pada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang atau objek lain menurut aturan atau formulasi yang jelas. Karakteristik dari pengukuran adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan penggunaan aturan atau formula tertentu. Misalnya, untuk mengukur berat atau tinggi badan seseorang kita akan dengan mudah melakukannya karena alat ukur dan formulasinya telah diketahui secara umum, (deryjamaluddin, n.d)
Pengukuran merupakan suatu proses untuk menentukan kuantitas sesuatu (peserta didik). Kemampuan ini merupakan kemampuan profesional guru. Tanpa melakukan pengukuran, seorang guru tidak  akan mengetahui kemajuan proses belajar mengajar yang dikelolanya. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif.
3.    Penilaian
Menurut Groundlund (1971:6) yang dikutip oleh (imankoekoeh. 2013), mengungkapkan bahwa penilaian merupakan deskripsi kualitatif dari tingkah laku siswa baik yang didasarkan pada hasil pengukuran (tes) maupun bukan hasil pengukuran (nontes: observasi, wawancara dll). Penilaian merupakan suatu proses kegiatan yang sistemastis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang proses belajar dan hasil belajar berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk membuat suatu keputusan. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian ini berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata).
4.    Evaluasi
Menurut Norman E. Gronlund (1976) yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam buku prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran “evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa”. Jadi Evaluasi ini merupakan suatu kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah dilaksanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

Berikut evaluasi pembelajaran yang disampaikan oleh para tokoh, (caksandi.com):
1.      Menurut pendapat Gromdlund serta Linn (1990), evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses menganalisa, mengumpulkan serta menginterpretasi suatu informasi secara runtut untuk menetapkan sudah sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut membuahkan hasil. Agar informasi yang diperoleh tepat, diperlukan kegiatan pengukuran. Proses pemberian skor berupa angka terhadap suatu kondisi maupun gejala yang berdasarkan pada aturan tertentu disebut dengan pengukuran.
2.      Menurut pendapat Erman (2003:2), evaluasi pembelajaran merupakan suatu penentuan kesesuaian dari kedua sisi, yaitu tampilan siswa dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Yang dievaluasi adalah ciri khas atau karakteristik seorang siswa dengan memakai suatu tolak ukur. Ciri khas atau karakteristik tersebut meliputi beberapa kegiatan pembelajaran. Entah dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Semua karakteristik tersebut dapat dievaluasi dengan baik, secara lisan maupun tertulis dan perilaku keseharian siswa.
Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengkoreksi hal-hal yang terjadi atau dilakukan selama kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal penting baik berupa kekurangan-kekurangan yang terdapat pada saat kegiatan pembelajaran telah berlangsung, untuk mengetahui kekurangan pembelajaran yang telah berlangsung tersebut dapat diperbaiki pada saat proses pembelajaran selanjutnya. Adapun  kelebihan-kelebihan pada proses pembelajaran yang telah berlangsung harus dipertahankan sebaik mungkin pada proses pembelajaran selanjutnya. Evaluasi juga harus bisa memotivasi belajar siswa.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi.
1.    Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sistematis. Ini berarti evaluasi dilakukan dengan terencana dan berkesinambungan.
2.    Dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi ada data yang menyangkut objek yang dievaluasi. Dalam kegiatan pembelajaran yang dinilai bukan hanya nilai tugas dan ulangan saja, tetapi juga tingkah laku dan keaktifan siswa dikelas. Berdasarkan data tersebut, suatu keputusan dapat diambil sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi  yang sedang dilaksanakan.
3.    Kegiatan evaluasi tidak akan bisa lepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini karena dalam setiap kegiatan penilaian memerlukan kriteria-kriteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batasan-batasan pencapaian objek yang dinilai.
Metode, strategi atau teknik dalam menyampaikan pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini agar mempermudah siswa dalam menyerap materi yang disampaikan.
B.     Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran terdapat banyak sekali yang harus diperhatikan oleh seorang tenaga pendidik. Bukan hanya menyiapkan tentang strategi pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik atau target yang telah dicapai saja, melainkan pendidik harus mengevaluasi secara keselurahan kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa tersebut memahami materi pembelajaran yang telah diberikan dan berapa persen siswa yang berhasil memperoleh nilai yang tinggi. Sehingga pendidik dapat memutuskan untuk mengulang materi pelajaran kembali atau tidak.
Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Sementara Depdiknas mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk:
a.         Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar.
b.         Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.
c.    Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar mengajar.
d.   Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencari jalan keluarnya.
e.    Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
Evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik itu yang menyangkut dengan tujuan, materi, metode, media dan sumber belajar peserta didik. Evaluasi juga dapat bertujuan memberikan penghargaan kepada peserta didik terhadap pencapaian hasil belajarnya dan dapat memperbaiki program dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara umum, dalam bidang pendidikan evaluasi bertujuan untuk, (blogspot, 2015):
·           Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
·           Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan (blogspot, 2015), adalah: 
·           Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
·           Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Jadi alasan mengapa dilakukannya evaluasi pembelajaran yaitu untuk memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. mengenal latar belakang peserta didik juga perlu dilakukan ketika dalam proses belajar mengajar, karena ketika peserta didik mengalami masalah dalam proses belajarnya. Seorang guru dapat menyelesaikan masalah tersebut dan menjadikan hal tersebut masukan untuk tugas bimbingan dan penyuluhan. Evaluasi juga bertujuan untuk menentukan hasil belajar peserta didik berupa angka-angka yang selanjutnya akan menjadi suatu laporan kepada orang tua peserta didik.  Hasil belajar ini akan menjadi suatu acuan atau patokan apakah peserta didik tersebut mengalami perubahan dalam proses belajarnya atau tidak dan penentuan peserta didik tersebut naik kelas/tidak naik kelas atau lulus/tidak lulus. Hal tersebut dapat menjadi feedbeck bagi guru untuk keperluan diadakannya remedial atau tidak.
Menurut Kellough dan Kellough dalam Swearingen (2006) dalam buku Arifin (2014), tujuan penilaian adalah untuk membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, menilai efektif strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektivitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik. Sementara itu, Chittnden (1994) mengemukan tujuan penilain (assessment purpose) adalah “keeping track, checking-up,  finding-out, and summing-up”.
1.         Keeping track
Yaitu untuk menelusuri dan melancak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapka. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2.         Checking-up
Yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai perserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
3.         Finding-out,
Yaitu untuk mencari, menentukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
4.         Summing-up,
Yaitu menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Ø  Adapun tujuan penilaian hasil belajar, Arifin (2014):
1.    Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan;
2.    Untuk mengetahui kecakapan kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran;
3.    Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar perserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan;
4.    Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberian pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan;
5.    Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu;
6.    Untuk menentukan kenaikan kelas;
7.    Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Seorang guru perlu mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sebab pengetahuan mengenai kemajuan peserta didik mempunyai bermacam-macam kegunaan. Karena setiap kepala mempunyai pemikiran dan tingkah laku yang berbeda dan cara penanganannya pun juga berbeda. Kemampuan dan bakat anakpun akan berbeda. Disinilah perlu diadakannya evaluasi untuk kemajuan seorang anak dimasa mendatang. Ada anak yang dapat dimasukan kedalam golongan yang aktif, ada juga anak yang digolongkan kedalam golongan anak yang pasif. Untuk itu, kita sebagai pendidik harus membantu peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

C.    Fungsi Evaluasi Pembelajaran
      Menurut Scriven (1967) yang dikutip oleh Zainal Arifin (2014), fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagaian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai.
      Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantungan dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
1.    Secara psikologis, peserta didik selalu ingin mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah ia lakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik membutuhkan pendapat-pendapat dari orang dewasa, karena memang peserta didik adalah manusia yang belum dewasa. Sikap dan tingkah laku mereka sering meniru orang-orang dewasa, dimana mereka sangat pandai meniru. Untuk itu sikap dan moralnya masih perlu diasah dan dijaga. Agar kelak dewasa nanti ia akan menjadi manusia dewasa yang berbudi pekerti luhur dan mempunyai sikap dan mental yang baik. Peserta didik juga perlu mengetahui prestasi dalam belajarnya, karena dengan sebuah prestasinya tersebut dapat menjadikan peseerta didik semangat, mempunyai kepuasan dan ketenangan dalam belajar dan mencapai nilai yang terbaik..
2.    Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengenai apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat atau tidak. Dalam hal ini, apakah peserta didik mampu bersosialisasi dan berdaptasi dengan masyarakat atau tidak. Hal ini penting, karena mampu atau tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan penilaian tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan.  Implikasinya adalh bahwa kurikulum dan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masyarakat.   
3.    Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
4.    Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah dia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai. Dalam hal ini, faktor orang tua yang paling utama dalam hal pendidikan di lingkungan keluarga. Bagaimana sikap dan tanggung jawab anak akan tergambar dalam kesehariannya, disinilah orang tua yang lebih tahu dan memahami anak.  Orang tua perlu mengetahui dan memahami kemajuan atau perkembangan anak-anaknya untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya.
5.    Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap siap (fisik dan non-fisik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan. Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program pendidikan tersebut jangan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
6.    Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Guru perlu mengetahui jenis-jenis keterampilan ataupun bakat peserta didik, agar dapat dibimbing dan diberi penguatan untuk terus mengembangkan bakatnya tersebut. Disinilah fungsi sebuah evaluasi untuk mengetahui potensi setiap peserta didiknya sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Begitu juga dengan kenaikan kelas, apalabila peserta didik dinilai belum mampu menguasai kompetensi yang ditentukan, maka sebaiknya peserta didik jangan dinaikan kelas. Supaya untuk pendidikan selanjutnya peserta didik tidak akan keteteran menghadapi kompetensi yang lebih rumit atau tinggi.  Untuk itu, guru harus mengadakan atau mengevaluasi setiap peserta didik secara profesional.
7.    Secara adminstratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru  dan peserta didik itu sendiri. Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.
Dengan demikian, perbaikan pembelajaran dan pengembangan pembelajaran bukan hanya terhadap proses dan hasil belajar peserta didik, melainkan harus diarahkan pada semua komponen pembelajaran.
Sementara itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang dikategorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinterelasi, yakni “ fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimbingan”.
1.    Fungsi intruksional
a.    Proses konstruksi suatu tes merangsang para guru untuk menjelaskan dan merumuskan kembali tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) yang bermakna. Jika para guru terlibat secara aktif dalam perumusan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator), maka dia akan terdorong untuk memperbaiki program pengalaman belajar bagi para peserta didiknya, di samping akan memperbaiki alat evaluasi itu sendiri. Guru akan merasakan bahwa kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan itu akan bermakna baginya dan peserta didik sehingga akan memperkaya berbagai pengalaman belajar.
b.    Suatu tes akan memberikan umpan balik kepada guru. Umpan balik yang bersumber dari hasil tes akan membuat guru untuk memberikan bimbingan pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didiknya. Tes yang dirancang dengan baik dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis diri peserta didik, yakni untuk meneliti kelemahan-kelemahan yang dirasakannnya sendiri.
c.    Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat memotivasi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pada umumnya setiap peserta didik ingin berhasil dengan baik dalam setiap  tes yang ditempuhnya, bahkan ingin lebih baik dari pada teman-teman sekelasnya. Keinginan ini akan mendorongnya belajar lebih baik dan telit. Artinya, dia akan bertarung dengan waktu guna menguasai materi pelajaran yang akan dievaluasi itu.
d.   Ulangan adalah alat yang bermakna dalam rangka penguasaan atau pemantapan belajar (overlearning). Ulangan ini dilaksanakan dalam bentuk review, latihan, pengembangan keterampilan dan konsep-konsep. Pemantapan, penguasaan dan pengembangan ingatan (retention) akan lebih baik jika dilakukan ulangan secara periodik dan kontinu. Kendatipun peserta didik dapat menjawab semua pertanyaan dalam tes, tetapi ulangan ini tetap besar manfaatnya, karena penguasaan materi pelajaran akan bertambah mantap.

2.    Fungsi Administratif
a.    Tes merupakan suatu mekanisme untuk mengontrol kualitas suatu sekolah atau suatu sistem sekolah. Norma-norma lokal maupun norma-norma nasional menjadi dasar untuk melihat untuk menilai keampuhan dan kelemahan kurikuler sekolah, apabila jika daerah setempat tidak memiliki alat yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan evaluasi secara periodik.
b.    Tes berguna untuk mengevaluasi program dan melakukan penelitian. Keberhasilan suatu program inovasi dapat dilihat setelah diadakan pengukuran terhadap hasil program sesuai dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan. Percobaan metode mengajar untuk menemukan cara belajar efektif dan efisien bagi para peserta didik, baru dapat dilaksanakan setelah diadakan serangkaian kegiatan eksperimen, selanjutnya dapat diukur keberhasilannya dengan tes.
c.    Tes dapat meningkatkan kualitas hasil seleksi. Seleksi sering dilakukan untuk menentukan bakat peserta didik dan kemungkinan berhasil dalam studinya pada suatu lembaga pendidikan. Apakah seseorang calon memilih keterampilan dalam mengemban tugas tertentu, apakah seorang peserta didik tergolong anak terbelakang, dan sebagainya. Hasil seleksi sering digunakan untuk menempatkan dan mengklasifikasikan peserta didik dalam program bimbingan. Hasil tes dapat digunakan untuk menentukan apakah peserta didik perlu dibimbing, dilatih, diobati, atau diajari.
d.   Tes berguna sebagai alat untuk melakukan akreditasi, penguasaan (mastery), dan sertifikasi. Tes dapat dipergunakan untuk mengukur kompetensi seorang lulusan. Misalnya, seorang calon guru sudah dapat dikatakan memiliki kompetensi yang diharapkan setelah dia mampu mengdemonstrasikan kemampuan-kemampuannya di dalam kelas. Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, kemudian memberikan sertifikat, diperlukan pengukuran dengan alat tertentu, yaitu tes.
3.    Fungsi bimbingan
       Tes sangat penting untuk mendiagnosis bakat-bakat khusus dan kemampuan (ability) peserta didik. Bakat skolastik, prestasi, minat, kepribadian, merupakan aspek-aspek penting yang harus mendapat perhatian dalam proses bimbingan. Informasi dari hasil tes standar (standarized test) dapat membantu kegiatan bimbingan dan seleksi ke sekolah yang lebih tinggi, memilih jurusan/program studi, mengetahui kemampuan, dan sebagainya. Untuk memperoleh informasi yang lengkap sesuai dengan kebutuhan bimbingan, maka diperlukan alat ukur yang memadai, seperti tes.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen, seperti tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan, guru dan peserta. Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan pembelajaran bukan hanya terhadap proses dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua komponen pembelajaran tersebut.

Ø   Fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut.
1.    Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.
2.    Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai  bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-tidaknya peserta didik.
3.    Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
4.    Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
 




Fungsi evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan dimaksud untuk perbaikan sistem, pertanggungjawaban terhadap pemerintah, masyarakat dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah evaluasi pembelajaran. Karena kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen penilaian kemampuan seorang guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran.  Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang digunakan untuk mengambil suatu keputusan yang berpedoman pada penilaian dan pengukuran yang bertahap. Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengkoreksi hal-hal yang terjadi atau dilakukan selama kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Metode, strategi atau teknik dalam menyampaikan pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini agar mempermudah siswa dalam menyerap materi yang disampaikan. Namun evaluasi tidak akan berjalan tanpa adanya suatu tes, pengukuran dan penilaian. Kegiatan ini harus dilakukan secara bertahap dan berkesimbungan.
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa tersebut memahami materi pembelajaran yang telah diberikan dan berapa persen siswa yang berhasil memperoleh nilai yang tinggi. Sehingga pendidik dapat memutuskan untuk mengulang materi pelajaran kembali atau tidak.
Fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagaian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai.


B.     SARAN
Kita yang benar-benar diorientasikan menjadi seorang guru alangkah baiknya memahami materi ini sehingga bisa menguasai teori tentang evaluasi pembelajaran, sebagai bekal ketika kelak kita terjun ke lapangan langsung.



















DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, H. 1999. “Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Purwanto, Ngalim M. 2013. “Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran”. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Arifin, Zainal. 2014. “Evaluasi Pembelajaran”. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Caksandi.com/pengertian-evaluasi-pembelajaran-dan-pemahamannya/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar